Preman Pensiun Season 1 |
Sinetron "Preman Pensiun" season 1 tayang perdana di RCTI pada tanggal 12 Januari 2015 jam 17.00 wib dan tayang setiap hari Senin sampai Sabtu pada jam yang sama. Episode perdana season 1 dibuka dengan adegan yang menggebrak yaitu ada seorang berambut gondrong yang memegang golok marah-marah kepada pedagang pasar sambil menantang siapa yang berani tidak membayar iuran keamanan padanya. Tiba-tiba sesosok pria kecil kerempeng membentak sosok gahar tersebut dan pria berambut gondrong yang memegang golok tadi dengan suara mengiba menjawab bentakan si pria kecil kerempeng. Golok lalu diambil dari tangan si gondrong dan diberikan pada pedagang kelapa yang ternyata si empunya golok.
Karakter-karakter semacam itulah yang mewarnai seluruh episode "Preman Pensiun". Karakter preman yang ingin bersikap profesional dalam menjalankan bisnis jasa keamanannya tanpa menunjukkan ancaman bagi konsumennya (para pedagang pasar), yang dalam adegan tersebut diwakili oleh Muslihat, atau biasa dipanggil Kang Mus, dan karakter preman yang bisa disebut keluar dari karakter stereotip preman yang kasar, yang dalam episode pembuka diwakili oleh Komar si preman berwajah gahar tapi menjadi lembek jika berhadapan dengan atasan dan istrinya, merupakan karakter-karakter pokok dalam sinetron tersebut. Kisah yang dibawakan oleh sinetron "Preman Pensiun" adalah kisah tentang suatu kelompok preman yang menguasai Bandung yang ingin menjalankan bisnis jasa keamanan tanpa merugikan atau menakuti para konsumennya. Meskipun para pedagang pasar yang menjadi konsumen mereka mungkin secara terpaksa membayar iuran keamanan karena tampang gahar para anggota preman tersebut, tapi kelompok tersebut benar-benar menjaga keamanan di pasar mulai dari mengamankan parkiran, mengamankan para pembeli dari copet serta membatasi para pengamen agar tidak terlalu mengganggu pemilik kios pasar.
Kelompok preman yang ingin menjalankan bisnis jasa keamanan secara profesional tersebut dipimpin oleh Bahar, seorang preman kawakan di Bandung yang berasal dari Garut. Identitas Kang Bahar, begitu ia biasa dipanggil, kurang terkuak dalam season 1 "Preman Pensiun". Ia hanya digambarkan sebagai seorang yang menguasai dunia perpremanan di Bandung dan sayang keluarga dengan tiga orang anak perempuan yang cantik-cantik dan sudah dewasa. Istrinya yang sakit-sakitan membuat Kang Bahar ingin mencurahkan waktu lebih banyak pada istri dan anak-anaknya. Untuk itulah ia mengkader Muslihat dan berencana pensiun dari dunia preman.
Tokoh-tokoh lain dalam sinetron "Preman Pensiun" season 1 ini bisa dibagi dalam beberapa kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok preman anak buah Kang Bahar. Kelompok kedua adalah kelompok pencopet yang merupakan kelompok lepas yang tidak dikuasai Bahar. Kelompok ketiga adalah keluarga dan orang dalam Kang Bahar. Kelompok keempat adalah keluarga Kang Mus. Kelompok kelima adalah kelompok pedagang pasar. Selain kelompok kelima ini, keemmpat kelompok lainnya sering ditampilkan kisah lika-liku kehidupannya. Dari kelompok preman, ada Jamal penanggung jawab jalanan yang mengambil alih kewenangan dari Maman Suherman, Komar si gondrong penanggung jawab pasar dan Gobang yang menguasai terminal. Lalu ada duo Murat dan Pipit yang bernama asli Firmansyah Pitra. Kang Mus sering merasa jengkel dengan nama panggilan "Pipit" dan berusaha tidak menyebutnya melainkan memanggil nama lengkapnya. Duo ini sering berpindah posisi tergantung kebutuhan menurut Kang Mus. Suatu waktu duo ini berada di bawah Jamal tapi di lain waktu mereka berada langsung di bawah koordinator Kang Mus. Kang Mus sendiri adalah tangan kanan Kang Bahar sang ketua. Tokoh lain yang kerap muncul adalah Dikdik, anak buah Jamal. Ada berbagai preman yang masuk dan keluar mengisi berbagai posisi baik di terminal.
Dari kelompok pencopet, ada sang pemimpin yaitu Juned yang berpenampilan menyerupai mahasiswa dengan sneaker dan tas ranselnya. Lalu ada dua anak buah Juned yang sering diajak operasi bersama yaitu Ubed dan Saep. Tampilan keduanya seperti bosnya yaitu menyerupai mahasiswa dengan sepatu kets dan ransel serta pakaian kasual. Seiring waktu ada beberapa pencopet yang keluar dan masuk.
Di kalangan keluarga, ada Khadijah istri Bahar. Lalu ada tiga anak mereka yaitu Kinasih, Kirani dan Kinanti, urut dari yang tertua ke termuda. Orang-orang yang bekerja pada rumah tangga Kang Bahar yang sering dianggap orang dalam oleh para anak buah Bahar adalah Imas sang pembantu rumah tangga dan Amin sang sopir.
Tya Arifin Pemeran Kinanti Anak Bungsu Kang Bahar |
Keluarga Kang Mus sering ditampilkan memiliki permasalahannya sendiri. Mulai dari si Eneng atau Safira anak Kang Mus dengan problematika anak SMP, Ceu Esih istri Kang Mus dengan suka duka seorang istri, lalu ada Emak mertua Kang Mus yang jika sudah keluar keras kepalanya Kang Mus memilih mengalah meskipun sambil manyun. Ada pula Ceu Edoh yang merupakan tetangga Kang Mus tapi begitu dekat dengan mereka. Ceu Edoh ini di "Preman Pensiun" 2 menjadi pembantu rumah tangga Kang Mus.
Kelompok terakhir yang jarang diangkat lika-liku kehidupannya adalah para pedagang pasar. Mereka sering ditampilkan sebagai obyek pelengkap kegiatan keempat kelompok di atas. Mulai dari dimintai uang tagihan, tempat tersasarnya Emak mertua Kang Mus hingga bagaimana repotnya kelompok preman memberi pengamanan saat anak-anak Kang Bahar ingin belanja di pasar.
Secara keseluruhan, sinetron "Preman Pensiun" memberikan tontonan yang segar di tengah sinetron yang terasa monoton dengan cerita berlarut-larut. Dengan dibagi menjadi beberapa season yang hanya terdiri dari beberapa episode, sinetron ini memberi alur cerita yang lumayan tidak terasa seperti diulur-ulur. Terlebih dengan tampilnya akting para dedengkot Institut Kesenian Jakarta (IKJ) seperti Didi Petet dan Epy Kusnandar, sinetron tersebut memberikan karakter yang menyenangkan untuk ditonton. Aris Nugraha sebagai penulis cerita sekaligus sutradara "Preman Pensiun" berhasil menggabungkan karakter teatrikal akting dua orang tersebut dengan beberapa pemeran lain yang tidak berlatar belakang pendidikan teater.
sinetron favorit saya setelah si dul SDAS
ReplyDelete